IISIA Business Forum 2022, Dukung Pertumbuhan dan Penyerapan Produk Baja Nasional
Sumber: IISIA
Surabaya (1/12) – The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) bersama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyelenggarakan IISIA Business Forum 2022 (IBF 2022) yang dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2022 di Grand City, Surabaya, Jawa Timur. Acara ini resmi dibuka oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto secara virtual.
“Perekonomian Indonesia pada triwulan III 2022 mencatatkan pertumbuhan yang impresif yaitu sebesar 5,72% (yoy) atau 1,81 (qtq) dan secara kumulatif 5,40% (ctc). Pertumbuhan ekonomi ekonomi Indonesia pada 2022 diproyeksikan sebesar 5,2% dan pada 2023 sebesar 5,3%”, jelas Airlangga.
Lebih lanjut Airlangga menyampaikan Neraca perdagangan Indonesia Oktober 2022 mengalami surplus US 5,67 miliar masih melanjutkan tren surplus sejak Mei 2020 atau selama 30 bulan berturut turut. Surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor nonmigas sebenarnya lebih tinggi yakni US 7,66 miliar namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas sebesar US 1,99 miliar. Sepanjang tahun 2022 nilai surplus perdagangan Indonesia telah mencapai US 45,52 miliar (tumbuh 47,32% ctc).
*Kinerja ekspor yang mengalami surplus juga didukung oleh ekspor sektor industri baja. Dalam 3 tahun terakhir neraca perdagangan baja terus mengalami peningkatan surplus. Pada tahun 2020 surplus perdagangan baja mencapai USD 3,3 milyar, yang selanjutnya mencapai USD 8,99 milyar dan 10,61 milyar pada tahun 2021 dan (Januari – September) 2022”, lanjut Airlangga.
Menurut Airlangga, pengembangan kapasitas industri baja sebagai mother of industry harus terus dilakukan. Pemerintah menargetkan kapasitas industri baja nasional akan mencapai 25 juta ton pada tahun 2035. Kunci dari pengembangan ini adalah utilisasi kapasitas industri baja nasional yang baik, pengembangan teknologi dan investasi baru.
Pada sambutan selanjutnya, Chairman IISIA menyampaikan bahwa pelaksanaan IBF 2022 diharapkan akan dapat mempertemukan seluruh stakeholder industri baja nasional.
“Ini adalah event pertama yang diselenggarakan oleh IISIA untuk mempertemukan seluruh stakeholder industri besi dan baja nasional. Diikuti oleh 91 perusahaan-perusahaan ternama maupun peserta dari lembaga pemerintah, profesional, asosiasi industri dan institusi pendidikan yang menekuni bidang manufaktur besi baja, konstruksi, maupun infrastruktur,” ujar Chairman IISIA Silmy Karim.
“Kami berterima kasih kepada KADIN Indonesia, pemerintah, dan seluruh pihak yang sudah mendukung terlaksananya IBF 2022 ini. Industri baja nasional sebagai Mother of Industries sudah sepatutnya bersinergi bersama industri lainnya bergerak bersama memaksimalkan penggunaan produk-produk unggulan dalam negeri untuk kemajuan Indonesia,” tambah Silmy.
Dalam sambutannya, Silmy menyebutkan bahwa industri baja nasional saat ini masih pada tahap pertumbuhan awal yang akan terus meningkat pesat seiring pertumbuhan ekonomi nasional. Konsumsi baja per kapita Indonesia saat ini masih kurang dari 70 kg per kapita per tahun, jauh tertinggal dari Korea Selatan 1.076 kg, Tiongkok 667 kg, Jepang 456 kg, dan Amerika Serikat 291 kg per kapita. Konsumsi Indonesia bahkan tertinggal dibandingkan dengan konsumsi baja per kapita negara tetangga ASEAN, seperti Malaysia 210,5 kg, Thailand 233,3 kg, dan Singapura 273,5 kg per kapita. Dari sisi produksi, Indonesia saat ini baru memproduksi baja kasar sebanyak 14,3 juta ton, jauh tertinggal dari Tiongkok 1.032,8 juta ton, India 118,2 juta ton, Jepang 96,3 juta ton, Amerika Serikat 85,8 juta ton, Rusia 75,6 juta ton, dan Korea Selatan 70,4 juta ton.
“Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa peluang berkembangnya industri baja nasional masih sangat besar sehingga kita dorong agar industri baja nasional dapat terserap oleh kebutuhan dalam negeri,” tegas Silmy.
Pada gelaran IBF 2022, hadir secara langsung Direktur Industri Logam Dasar Liliek Widodo dan Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Dini Hanggandari yang mewakili Menteri Perindustrian. Direktur Industri Logam menyambut baik dan mendukung diselenggarakannya IBF yang mempertemukan seluruh stakeholder industri baja nasional. Liliek juga mengharapkan IBF ini dapat meningkatkan sinergi di antara pelaku industri nasional sehingga industri nasional semakin mandiri dan berdaya saing.
“Kita tentu mengharapkan agar IBF ini dapat menjadi tonggak sinergi untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri serta pengembangan industri nasional dalam mendukung kemandirian industri dan perekonomian nasional”, jelas Liliek.
Selain itu, turut hadir secara virtual dalam pembukaan IBF 2022, Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid yang menyatakan bahwa KADIN Indonesia sangat mendorong dan mendukung terselenggaranya acara seperti IBF 2022 ini. “Saya ucapkan selamat kepada The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) atas diselenggarakannya IISIA Business Forum 2022. Sebagai Mother of Industries, industri baja nasional masih memiliki tantangan-tantangan yang harus kita selesaikan bersama”, lanjut Arsjad.
Penyerapan industri baja nasional dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) maupun Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) merupakan agenda utama dari IBF 2022 ini. Optimalisasi P3DN dan TKDN tersebut diharapkan akan mampu mendorong peningkatan utilisasi serta daya saing industri baja nasional.
“Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) juga perlu didorong dengan menerapkan Build-Operate and Localize (BOL) agar kita bisa tingkatkan kapasitas manufaktur industri Indonesia berbasis bahan baku baja lokal. Untuk itu, mari kita gunakan kesempatan IISIA Business Forum ini untuk kita semua, baik pelaku industri baja, asosiasi industri, pemerintah, KADIN Indonesia, dan seluruh pihak terkait berkolaborasi secara inklusif. Bersama kita bangun sinergitas demi kemajuan industri baja nasional”, tutup Arsjad.

Pada hari pertama IBF 2022, beberapa keynote speakers juga memberikan sambutan di antaranya Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita, Selain itu hadir secara langsung Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, mewakili Kepala Otorita IKN. Hari pertama IBF juga ditandai penandatanganan MoU antara IISIA dengan beberapa Asosiasi yang diwakili oleh Ketua Umum dan Pengurus Pusat antara lain dari Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Asosiasi Perkumpulan Pelaksana Konstruksi Nasional (ASPEKNAS), Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Seluruh Indonesia (GAPEKSINDO), Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), Ikatan Perusahaan Institusi Perkapalan dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (IPERINDO), dan Real Estate Indonesia (REI).
***